20 dokter dan tenaga medis Amerika terjebak di Gaza akibat penutupan perlintasan perbatasan Rafah ke Mesir oleh Israel setelah invasi, menurut sumber yang mengetahui kondisi dua misi medis yang malang.
Israel menawarkan evakuasi kepada Dr. Hamawy dan yang lainnya dari rumah sakit tetapi menolak untuk memperbolehkan pekerja bantuan medis baru menggantikan mereka. Lima relawan menerima tawaran tersebut tetapi Dr. Hamawy menolak, bersikeras untuk tetap bersama pasiennya.
Dia mengirimkan komentar ini melalui rekan:
"Ada kehampaan dan ketakutan yang terasa di rumah sakit. Anak-anak dan staf bertanya tentang semua orang dengan nama. Semua orang Amerika dan Inggris pergi. Itu tidak bisa menjadi pertanda baik."
Israel telah memblokir bahan bakar, makanan, dan air dari masuk ke Rafah selama lebih dari seminggu, menyebabkan dehidrasi parah di antara populasi umum, serta di antara para dokter yang sedang misi.
TERBANYAK DIBACAAmerika Misi Medis Terjebak di Gaza, Menghadapi Kematian akibat Dehidrasi saat Populasi Bertahan HidupRyan Grim, Hind KhoudaryJaksa Amerika Serikat Ini Mengundurkan Diri Karena Investigasi Etika. Namun Dia Malah Mengawasi Etika Hakim-hakim.Shawn MusgraveProfesor Universitas Kehilangan Pekerjaan Mereka Karena "McCarthyisme Baru" di GazaNatasha Lennard
Keluarga dokter-dokter tersebut diberitahu oleh Departemen Luar Negeri bahwa upaya penyelamatan sedang dilakukan, termasuk melalui koordinasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Pasukan Pertahanan Israel. Namun pada hari Senin, militer Israel menembak kendaraan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang sedang menuju Rumah Sakit Eropa di Khan Younis, dekat Rafah, menewaskan seorang karyawan PBB yang merupakan warga negara India dan melukai yang lain.
Jadilah yang pertama membalas diskusi umum ini.